Lates News
“Apa nyambungnya potong kuku sama qurban”
Memasuki Bulan Dzulhijjah, pembelajaran di Le Cendekia menyesuaikan materi belajar agar sesuai konteks, yakni tentang BERKURBAN. Tema ini menyusup mulai dari mata pelajaran logika dan problem solving hingga kajian Islam daring.
Pada pelajaran logika problem solving, siswa diminta pendapatnya setelah diputarkan sebuah video tentang ‘konflik’ seorang anak dengan ayahnya yang bekerja sebagai badut penghibur bagi para yatim dan orang-orang sakit. Satu pekerjaan yang dianggap tak bernilai oleh sang anak. Video pendeknya sendiri berakhir manis, dengan menekankan pada pemahaman bahwa,
“Hidup bahagia itu, bukan seberapa banyak yang engkau miliki, namun seberapa banyak yang engkau berikan.”
Kajian Islam yang di asrama kami biasanya dilakukan setelah sholat Isya – pukul 9 malam, selama daring tetap dilakukan pada jam yang sama. Semalam membahas tentang perintah berkurban serta perintah untuk tidak memotong kuku dan rambut bagi mereka yang akan berqurban.
Sejumlah anak mengajukan pertanyaan yang menggelitik, mereka benar-benar memfungsikan kemampuan berfikir logisnya.
“Ustadz, kenapa hanya beberapa hewan yang dikurbankan (selain yang haram)?”
“Bagaimana dengan hukum-hukum seperti potong rambut, potong kuku… Bapakku pernah menunggu dulu kambing yang dibelinya disembelih, baru mau potong kukunya. Nah.. mengapa ?
“Apa tidak ada alasan lain selain karena sunnah?”
Apa nyambungnya potong kuku sama qurban?
Luar biasa pertanyaan-pertanyaan mereka. Kajian daring saja sampai serius itu mereka gentian bertanya, bahkan mengejar dengan pertanyaan berikutnya demi menuntaskan pemahaman.
Semangat belajar, semangat mencari dan menuntut ilmu, dengan terus mempedomani Al Qur’an dan Sunnah, semoga terus mewarnai aktifitas belajar di LC agar kelak menjadi Generasi Pemakmur Bumi.