fbpx
SEARCH
Your address will show here +12 34 56 78
FAQ
Frequently Asked Questions LE CENDEKIA

1. LE CENDEKIA nama yang unik dan tidak biasa. Apa artinya?

Pemilihan nama LE CENDEKIA itu ada sejarahnya. Cikal bakal sekolah kami dimulai tahun 2006, kami mendirikan TK, namanya Rumah Sekolah Cendekia dengan kurikulum Leadership School. Saat itu masih sangat sedikit sekolah yang menggunakan nama Cendekia. Namun saat akan mendirikan tingkat SMP, ternyata sekolah yang menggunakan kata CENDEKIA sudah sangat banyak. Jadi kami gunakanlah kata petunjuk La atau ‘LE’ dalam Bahasa Perancis yang bermakna ITU, sebagai petunjuk bahwa Cendekia tingkat SMP yang kami maksud sebenarnya adalah LEADERSHIP CENDEKIA Boarding School. Tapi kami menganggap nama itu terlalu panjang untuk disebut, jadi disingkat LE CENDEKIA. Le itu singkatan dari Leadership. Kami juga biasa menggunakan kata LC, untuk menyebut LE CENDEKIA, dan LC secara umum adalah Learning Centre. Itu juga istilah yang benar, karena di LC kami memang mempelajari banyak hal.

2. Apa maksudnya SEKOLAH ALAM?

Sekolah alam adalah istilah yang digunakan untuk sekolah-sekolah yang aktivitas belajarnya bersama alam, media belajarnya adalah alam, dimana alam dipahami sebagai segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah, sehingga bagaimana cara mempelajarinya, cara memanfaatkannya, sesuai dengan apa yang diajarkan Allah melalui kitab-Nya yang jadi pedoman hidup, yakni Al Qur’an.

Sekolah Alam LE CENDEKIA mempunyai visi untuk menjadikan siswa-siswinya sebagai Generasi Pemakmur Bumi, dengan mengembangkan 4 hal sebagaimana sekolah alam lainnya di Indonesia yakni pengembangan akhlak, logika ilmiah, kepemimpinan (leadership) dan bisnis (wirausaha). Sekolah Alam memiliki organisasi dengan keanggotaan yang tersebar di seluruh Indonesia, yakni Jaringan Sekolah Alam Nusantara (JSAN).

3. Mengapa kegiatan berasrama hanya berlangsung LIMA HARI sepekan yang berarti anak-anak akan pulang ke rumah setiap akhir pekan?

Ya, ini memang tidak biasa. Kami mempertimbangkan bahwa program pengasuhan mestinya tetap menjadi tanggung jawab orangtua. Sekolah hanya membantu. Bagaimanapun juga anak-anak tetap membutuhkan kedekatan dengan keluarga. Kami juga berpendapat tidak tepat untuk sedrastis itu memisahkan anak-anak dari rumah, sehingga kami membuat program berasrama lima hari. Jadi anak-anak tidak merasakan kehilangan yang sangat, demikian juga orangtua. Anak-anak juga punya kesempatan untuk menerapkan program yang diperolehnya di asrama, ketika kembali ke rumah, agar menjadi kebiasaan yang baik.

4. Program sekolah apa yang bisa diterapkan di rumah?

Selain program akademik dan melakukan aktifitas sholat lail, sholat jama’ah dan ibadah lainnya, siswa juga berkewajiban berhikmat kepada teman-teman dengan bergantian menyiapkan sarapan dan makan malam secara berkelompok dengan sistem piket, membersihkan seluruh bagian-bagian asrama dan masjid setiap hari hingga merawat kebun sekolah dan hewan-hewan peliharaan. Kami berharap dan selalu mengingatkan anak-anak untuk melakukan hal yang sama di rumah, setiap kali mereka akan kembali ke rumah. Karena itu rutin dilakukan, rutin diingatkan, harapan kami semuanya menjadi kebiasaan baik yang kelak tertanam sebagai habit.

5. Bagaimana sistem boarding untuk siswa yang berasal dari luar kota?

Untuk siswa yang tinggal di luar kota, mereka boleh tetap tinggal di asrama. Beberapa guru tinggal menetap di asrama. Bahkan bila anak-anak tidak pulang ke rumah di hari Jum’at sore, mereka memiliki kesempatan untuk belajar dan menambah hafalan Al Qur’an bersama ustadz dan ustadzah yang tinggal di asrama. Beberapa kali ada anak yang memilih untuk tidak pulang setiap pekan, apalagi bila mereka memiliki proyek yang harus diselesaikan di sekolah.

6. Bagaimana pengaturan ruangan di LE CENDEKIA? Apakah dalam bentuk kamar-kamar atau bangsal yang dihuni banyak anak?

Anak-anak tinggal dalam kamar-kamar yang dilengkapi dengan 2 kamar mandi/toilet. Setiap kamar ditempati 6 – 8 anak, berbaur dengan berbagai jenjang kelas, dan setiap kamar memiliki seorang leader yang akan mengkoordinir pengaturan tata tertib, demi kenyamanan mereka semua.

7. Mengapa anak-anak harus piket membersihkan dan menyiapkan makanan? Apakah itu tidak melelahkan? Kenapa sekolah tidak menyediakan tenaga lain untuk melakukan hal itu semua?

Sekolah LE CENDEKIA, dengan kurikulum leadershipnya, melatih anak-anak untuk kelak bisa mandiri, bisa mengurus dirinya sendiri tanpa tergantung orang lain, namun juga cakap ketika harus hidup bersama orang lain. Kebiasaan hidup bersih adalah hal yang harus ditanamkan dan dibiasakan, demi kenyamanan mereka bersama. Begitu pula dengan keterampilan menyediakan makanan, itu adalah kebutuhan yang kelak manfaatnya akan kembali ke mereka juga, saat harus hidup mandiri jauh dari keluarga. Menyiapkan makan ini dilakukan secara berkelompok, jadi setiap anak hanya akan mendapatkan giliran sekali menyiapkan sarapan dan sekali menyiapkan makan malam dalam sepekan. Adapun makan siang, ada juru masak yang akan melakukannya, karena anak-anak beraktivitas di sekolah.

8. Bagaimana itu kurikulum leadership?

Kurikulum leadership adalah sejumlah program sekolah yang bertujuan agar para siswa kelak dapat mengemban amanah sebagai generasi pemakmur bumi, dan itu harus melalui pengenalan tugas-tugas kekhalifahan dan juga melatihnya jadi kebiasaan. Jadi para siswa akan mendapatkan materi khusus tentang :
- Islamic leadership, dengan materi kepemimpinan, sejarah, outbond, kisah-kisah inspiratif.
- Logika dan problem solving, yang diaplikasikan dalam kegiatan Le Share and Care
- Pendidikan Lingkungan Hidup, menanam dan merawat tanaman dengan benar, menghindari penggunaan bahan pencemar lingkungan, mengolah sampah dengan benar, menerapkan prinsip 3R dalam penggunaan barang.
- Home Economy, mengenalkan kewirausahaan berbasis sumber daya keluarga/lingkungan sekitar.

9. Apakah LE CENDEKIA memiliki program untuk anak-anak menghafal Al Qur’an?

Ya, betul. Kami memiliki guru yang Hafidz dan hafidzah untuk mengajarkan, membimbing dan mendampingi para siswa untuk menghafal al Qur’an, sesuai dengan kemampuan anak. Namun sekolah sendiri menargetkan setiap siswa mampu menghafal 3 juz. Metode tamyiz juga digunakan dalam aktifitas BTQ (Baca Tulis Al Qur’an) yang dilakukan setiap hari, sehingga siswa bukan hanya sekedar menghafal namun juga diharapkan dapat menuliskan ayat al Qur’an dengan baik, mampu menerjemahkan ayat dan memahami maknanya.

10. Mengapa ada kelas inklusif di LE CENDEKIA?

Pendidikan inklusif diterapkan di LE CENDEKIA sejak didirikan karena melihat kenyataan makin banyak anak berkebutuhan khusus (ABK) yang tidak terlayani dengan baik, padahal pendidikan adalah hak setiap anak, bagaimanapun kondisinya. Beberapa siswa special telah menjadi warga belajar di LE CENDEKIA dan ikut tinggal bersama di dalam asrama bersama siswa umum. Meskipun begitu, LE CENDEKIA baru membukanya secara resmi dalam bentuk kelas khusus pada tahun ajaran 2021/2022 yang akan melatih mereka dengan program-program yang dibutuhkan, dengan dukungan psikologi khusus untuk anak-anak special.
Berada di lingkungan yang sama dengan siswa umum dan berkegiatan bersama,tidak hanya bermanfaat bagi para anak-anak istimewa ini, namun juga bagi siswa pada umumnya, mereka belajar berempati, belajar peduli kepada sesama, satu bentuk pembangunan karakter positif di LE CENDEKIA.

11. Program apa yang bisa diikuti oleh para siswa spesial?

Sebagai sekolah inklusif, siswa spesial ini mengikuti juga program yang dilakukan oleh siswa lain, utamanya akhlak (karakter) dan keterampilan hidup. Mereka bersosialisasi, belajar bertanggung jawab dalam pembagian tugas, ikut berkebun, memelihara hewan, belajar memasak, dan beberapa keterampilan lain yang bisa mereka ikuti sesuai dengan hasil 
assessment psikologi sekolah.
Kami juga memberikan perhatian khusus untuk siswa spesial, agar mereka belajar menghafal al Qur’an, dan berharap itu menjadi bagian dari terapi mereka.

12. Apakah lokasi sekolah bisa diakses kendaraan umum? Berapa jauh jaraknya dari pusat kota?

Lokasi sekolah berada di jl. Poros Malino, sebuah daerah tujuan wisata di Kabupaten Gowa. Kendaraan umum tidak melewati lokasi sekolah, namun bisa diakses oleh kendaraan pribadi. Sekolah berada di tengah perkebunan warga sekitar, berbatasan dengan embung desa (tempat penampungan air). Dari jalan poros Malino sekitar 2 km, dengan akses jalan beraspal.

13. Apakah LE CENDEKIA bernaung di bawah Departemen Agama atau Departemen Pendidikan? 

LE CENDEKIA berada dalam naungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, bidang Pendidikan Kesetaraan. Terdaftar dalam data Referensi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan NPSN : P9984775

14. Mengapa memilih jalur Pendidikan Kesetaraan, bukan sekolah pada umumnya?

Kami memilih jalur Pendidikan Kesetaraan agar lebih leluasa dalam mengembangkan program-program yang jadi kebutuhan peserta didik, sesuatu yang sulit dilakukan di lembaga pendidikan umum (sekolah formal). Jadi di LE CENDEKIA, pengalaman belajar siswa lebih kaya, banyak dan beragam. Mereka bisa belajar banyak hal, siswa bahkan bisa mengajukan usul program secara insidentil kepada lembaga bila mereka ingin mempelajari suatu hal baru, atau mendapatkan informasi tentang kegiatan yang bermanfaat untuk mereka.

15. Apakah alumni LE CENDEKIA bisa melanjutkan pendidikan ke tempat lain?

Tentu saja bisa, tidak ada bedanya dengan sekolah pada umumnya, yang penting mereka bisa memenuhi syarat yang diajukan oleh lembaga pendidikan yang dituju. Karena saat ini LE CENDEKIA belum memiliki program setingkat SMA, maka Alumni LE CENDEKIA melanjutkan pendidikan ke SMA/SMK negeri maupun swasta di berbagai daerah. Ke depan kami berharap, dalam waktu yang tidak terlalu lama, LE CENDEKIA sudah bisa membuka program setingkat SMA di lokasi yang sama.

16. Bisakah dijelaskan tentang Program Home Economy?

Home Economy LE CENDEKIA, meneruskan program home economy yang dilakukan di tingkat dasar di Rumah Sekolah Cendekia. Awalnya dalam bentuk mengolah bahan-bahan tidak terpakai menjadi sesuatu yang bermanfaat dan memiliki nilai jual. Di tingkat lanjutan, di samping tetap memanfaatkan barang-barang secara cermat, mereka dilatih untuk mengembangkan usaha, membuat produk bekerjasama dengan keluarga masing-masing, atau siswa berkolaborasi dengan kawan-kawannya untuk membuat usaha bersama.
Sejak tahun kedua, kami mengembangkan kegiatan home economy ini dengan memberikan siswa modal usaha. Jumlahnya tidak banyak, yakni Rp 100.000,-. Pada awal pelaksanaannya malah hanya Rp 50.000. Modal inilah yang digunakan oleh siswa untuk membuat produk, lalu memasarkannya sendiri. Di akhir semester, modal tersebut dikembalikan ke sekolah, dan keuntungannya 100% jadi hak siswa. Produk-produk hasil home economy ini dijual ke sesama siswa, orangtua, guru bahkan masyarakat umum. Kami memiliki outlet khusus yang diberi nama Le Shop. Selain dijual di Le Shop, produk home economy ini juga dijajakan secara online.

17. Mengapa dalam satu kelas siswa putra dan putri digabungkan? Apakah tidak memberi dampak negatif terhadap pergaulan putra putri, apalagi mereka sudah memasuki usia baligh?

Sekolah Alam Le Cendekia, boarding school diperuntukkan bagi siswa Putra dan Putri. Saat ini memang masih menggabungkan siswa putra dan putri dalam kelas yang sama, karena 
kondisinya memang belum memungkinkan untuk memisahkan mereka. Sebagai sekolah yang belum lama berdiri, jumlah ruang kelas yang terbatas (saat ini masih menggunakan bangunan masjid) belum memungkinkan kami memisahkan kelas putra dan putri. Saat ini dikondisikan dengan membuat dua pintu di kelas-kelas besar, putra dan putri masuk dan keluar kelas dari pintu yang berbeda. Bila hanya terdapat 1 pintu, maka putra dan putri akan masuk dan keluar kelas secara bergantian. Dalam proses belajar dan beraktivitas ada kalanya sendiri-sendiri tapi ada saat di materi dan aktivitas tertentu mereka berbaur bersama dengan berjarak tentunya, sesuai tuntunan ISLAM.
Dalam kegiatan di asrama, mereka tidak bercampur baur. Tidak ada aktifitas kelompok yang bergabung antara putra dan putri. Untuk tata aturan pergaulan yang benar, mereka senantiasa berada dalam pengawasan guru dan pembina asrama. Para siswa juga mendapatkan materi khusus tentang tata cara pergaulan yang benar dalam tuntunan Islam setiap pekan, dalam kelas Ladies Talk dan Boys Talk.

18. Apakah LE CENDEKIA melakukan tes saat penerimaan siswa baru?

Ya, kami melakukan tes setelah siswa melakukan pendaftaran. Para siswa akan di tes membaca Al Qur’an dan tes MIR (multiple intelligences research) untuk mengetahui kemampuan dasar siswa dan mengenali cara belajar masing-masing. Hal ini penting untuk bisa menentukan program atau cara belajar/mengajar bagaimana yang sesuai untuk mereka. Kami menyadari bahwa setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda-beda, sehingga test tersebut dilakukan. Jadi tes saat pendaftaran bertujuan untuk mengetahui potensi setiap siswa, bukan untuk menentukan kelulusan.

19. Bagaimana cara mendaftarkan diri jadi siswa di LE CENDEKIA?

Untuk mendaftarkan diri, dapat langsung mengisi formulir online di http://bit.ly/DaftarLeCendekia atau datang langsung ke lokasi sekolah di Jl. Poros Malino KM 21. Untuk informasi cara pendaftaran silahkan membuka halaman Pendaftaran.

20. Apa ada nomor kontak yang bisa kami hubungi untuk mengetahui lebih banyak informasi tentang LE CENDEKIA sebelum kami memutuskan untuk mendaftar?

Bila masih membutuhkan informasi yang berhubungan dengan sekolah LE CENDEKIA, silakan menghubungi nomor berikut: 0823 2494 0009
Butuh bantuan? Chat dengan kami sekarang