Artikel, Event, Lates News, Student Corner
Le Ngabuburit, Lomba Memasak
Mengawali rangkaian cerita di asrama selama Ramadhan ini, minweb menginformasikan bahwa menu ifthar dan makan malam seluruh warga asrama berasal dari donatur yang baik hati menyediakan hidangan bagi pemuda pemudi yang berpuasa ini. Agar tidak kehilangan momentum masak-masak bersama yang rutin dilaksanakan di hari biasa saat mendapat piket memasak, maka satu hari ini diadakan lomba memasak sambil menunggu waktu berbuka puasa.
Pada perlombaan ini, siswa dibagi menjadi 4 kelompok. Mereka diberikan tantangan untuk memasak menu iftar dan lauk makan malam untuk disantap oleh 12 orang. Sungguh menantang ya, artinya makanan tidak boleh gagal karena jika gagal maka ada 12 orang yang tidak bisa berbuka puasa.
Catatan penting dalam lomba memasak kali ini adalah peserta dibatasi menggunakan maksimal 2 produk olahan saja. Artinya, bahan memasak yang diperlukan diwajibkan lebih banyak berasal dari bahan alami. Kebiasaan-kebiasaan memasak kreatif dengan bahan alami perlu terus digalakkan mengingat telah banyaknya produk olahan yang tersedia di pasaran membuat penggunaan bahan alami kurang dilirik lagi.
Panitia perlombaan telah menyediakan pasar mini berisi bahan makanan yang dapat dibeli oleh para peserta dengan budget maksimal pembelian Rp 200.000,-. Bahan makanan tambahan yang peserta perlukan boleh dipetik langsung dari kebun sekolah, Le Keboon. Dengan waktu terbatas, peserta menentukan akan memasak menu apa dan mencatat bahan-bahan yang diperlukan kemudian memilih kebutuhannya segera dalam durasi singkat.
Perlombaan ini mengajak siswa mengimplementasikan 7 pilar cendekia. Sebelum bekerja dalam kelompok, mereka memahami dirinya akan mengambil peran sebagai apa yang mampu bekerja sama dengan teman sekelompoknya. Peserta membutuhkan kemampuan berkomunikasi dan mengambil keputusan dengan tepat, serta mampu mengambil hikmah dari langkah-langkah yang dilakukan selama proses memasak bersama teman.
Setelah selesai, peserta pun wajib mempresentasikan hasil masakannya dengan menarik. Alhamdulillah, hasil memasak siswa-siswi Le Cendekia terbilang selalu sukses memanjakan lidah seluruh warga.
Readers mau dimasakkan apa nih sama warga Le Cendekia?