Event, Lates News
Le Shop Buka Kembali
“Hectic! Tapi terharu dan bangga bisa membersamai adik-adik berwirausaha lagi setelah vakum sekian purnama”, Kak Ria, kakak guru pendamping program terharu, akhirnya Home Economy sebagai program paling ditunggu oleh setiap warga Le Cendekia digelar kembali.
Program Home Economy telah bermetamorfosis dari yang awalnya belajar memanfaatkan bahan yang tidak terpakai menjadi suatu alat yang memiliki daya guna dan daya jual. Kemudian adik siswa belajar mencampur bahan-bahan makanan yang mudah didapat kemudian mengolahnya lalu mencicipi bersama hingga menjajakan ke tetangga. Berawal saat Market Day Rumah Sekolah Cendekia, program ini menjadi cukup terkenal dengan Le Cafe n Shop di kalangan tetangga dan adik-adik SD. Untuk melebarkan pasar, kakak guru mengajak adik-adik memperkenalkan diri ke pasar Car Free Day dihari Minggu.
Setelah pindah ke gedung sekolah di Pakkatto, satu semester program Home Economy mengambil jeda. Kemudian merambah menjadi toko kecil yang buka setiap hari Jumat dengan menjual hasil tangan siswa dan orang tuanya di gedung sekolah yang lama, Kompleks Ruko Citra Garden. Sekarang tokonya menjalin kerja sama dengan Peace Cream, sebuah gerai es krim. Hingga inovasi terbaru untuk terus menumbuhkan semangat bermuamalah bagi seluruh warga dengan membuka Le Shop di area asrama untuk memenuhi kebutuhan adik di asrama.
Le Shop dibuka setiap dua pekan sekali di hari Ahad. Adik-adik siswa dan kakak guru begitu semangat setiap kali Le Shop akan dibuka. Terbukti saat Le Shop perdana dibuka kembali, total 5 tenant yang ikut serta dan bertambah pada pekan selanjutnya menjadi 8 tenant. Begitu pula dengan variasi produk yang ditawarkan.
Produk yang ditawarkan secara umum adalah makanan. Namun ada juga adik siswa yang menawarkan jasanya. Dialah adik Syauqi, menawarkan jasa foto bermodal kamera serta kemampuannya menjepret gambar juga mengedit foto. Saat ditanya kesannya, Ia bercerita, “Awalnya saya bingung mau jualan apa, terus semakin mendekati hari H jadinya kepikiran ‘jual hobi’ saja deh. Sempat pesimis apa bakal ada yg mau di foto? Tapi Alhamdulillah ada Thariq yg menjadi org pertama yg meminta jasa saya, lalu akhirnya teman-teman yg lain jadi ikutan juga. Saya jadi senang. Hobi saya bisa menghasilkan uang.”
Kami berharap, program Home Economy bertajuk Le Shop ini terus mengantarkan adik-adik siswa juga seluruh warga Le Cendekia untuk meraup banyak manfaat dari berdagang sebagaimana yang dicontohkan Rasullulah. Perlu diketahui, omzet penjualan salah satu tenant dalam satu kali pasar bahkan mencapai Rp 900.000,-.
“Seru. Senang melihat jualan bisa terjual habis padahal awalnya tidak menyangka krn harganya yang mungkin agak mahal. Next time mau jualan lagi. Ternyata dapat uang dari hasil usaha sendiri itu menyenangkan,” kesan adik Ali, kelas 7.
Kini, ada yang berbeda dalam pelaksanaan Le Shop. Uang yang digunakan untuk berbelanja bukan berbentuk uang rupiah asli yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, melainkan oleh Bank Le Cendekia. Jadi, sebelum berbelanja, kita harusĀ menukarkan uang di Money Changer LC terlebih dahulu.
Penggunaan uang ini bertujuan melatih siswa mengikuti aturan/ prosedur, belajar disiplin, mengetahui jumlah uang yang beredar di area pasar, juga mengantisipasi ketiadaan pecahan uang kecil yang sangat terbatas di pasar muamalah.
Alhamdulillah. Satu aktifitas ini banyak sekali tujuan dan proses belajar yang diharapkan. Semoga Allah selalu melimpahkan keberkahan dalam setiap proses yang dijalani siswa, serta seluruh warga belajar Le Cendekia.