Artikel, Event, Lates News
Hari Pangan Sedunia: Le Food Festival 2021
Hari Pangan Sedunia diperingati setiap tahun pada tanggal 16 Oktober di lebih dari 150 negara untuk menciptakan kesadaran dan tindakan dalam rangka pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang merupakan komitmen global dan nasional sebagai upaya untuk menyejahterakan masyarakat. Salah satu poin SDGs bertujuan untuk mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan, memperbaiki nutrisi dan mempromosikan pertanian yang berkelanjutan.
Hari Sabtu, 16 Oktober 2021, Sekolah Alam Le Cendekia (Boarding School) menyelenggarakan Peringatan Hari Pangan Sedunia 2021 sebagai bentuk partisipasi aktif yang bertujuan untuk meningkatkan dampak kolektif kepada masyarakat sekitar Desa Pakatto Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa untuk turut mengawal aksesibilitas dan keterjangkauan makanan sehat untuk semua, diproduksi dan diproses secara berkelanjutan. Transformasi sistem pangan dan solusi inovatif kita yang bergerak lebih dari sekadar solusi teknis.
Peringatan Hari Pangan Sedunia yang bertajuk Le Food Fest 2021 ini diawali dengan sambutan dari pembina sekolah dari Yayasan Hexa Mulia Cendekia, Andi Olle Mashurah yang memaparkan pandangan dan harapan mengenai program olahan pangan. Selanjutnya Kepala Desa Pakkatto memberikan sambutan yang hangat serta dukungannya kepada Sekolah Alam Le Cendekia untuk terus melaksanakan fungsi edukasinya yang tentu berdampak pada masyarakat setempat. Dukungan yang sama juga disampaikan oleh Kepala Camat Bontomarannu (mewakili) untuk berkolaborasi dan memanfaatkan sumber daya alam yang kaya khususnya di daerah kecamatan Bontomarannu ini.
Ungkapan kebanggaan pun terlontar dari Kepala Dinas Pendidikan Gowa (mewakili) yang mengaku bangga bisa menyaksikan acara festival dengan berbagai macam hasil kebun sekolah yang tersaji dalam berbagai olahan.
Diakhir acara pembukaan, diadakan peluncuran logo produk kebun sekolah dengan nama “Le Keboon”. Sebelumnya, sekolah mengadakan sayembara pembuatan logo yang terbuka untuk kakak guru, siswa, dan alumni. Pemenang sayembara ini adalah Bulqis, siswa kelas X yang memang sangat mencintai dunia desain grafis. Selamat ya adik Bulqis. Semoga hadiahnya bermanfaat dan memotivasi untuk terus berkarya, juga bisa menginspirasi teman-teman lain untuk terus mengasah potensi yang ada pada diri masing-masing.
Setelah acara pembukaan, beberapa rangkaian acara yang telah dipersiapkan dengan matang pun dimulai. Rangakaian acara pertama adalah dialog interaktif bertema Mandiri dan Berdaya dengan Bahan Pangan Lokal dengan pembicara Prof. Dr. Ir. Amran Laga, MS (Dosen Ilmu Teknologi dan Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin) dan Ferdi Mochtar, S.Pt, M.Sc, PhD. (Plt ka Dinas Ketahanan Pengan Kota Makassar). Dialog ini mengajak para peserta untuk melek pangan dan memanfaatkan potensi yang ada disekitar untuk diolah. Potensi bahan lokal di sekitar kita banyak yang tidak digunakan, bahkan diabaikan karena ketidaktahuan, serta ketergantungan masyarakat yang sangat besar pada terigu yang semua bahan bakunya diimpor.
Diselingi dengan lomba mewarnai Totebag dan membuat Oshibana (merangkai bunga kering), acara selanjutnya yang tidak kalah menarik adalah Meracik Teh dan Tisane bersama artani.id. Dari workshop ini, peserta dibikin melek lagi tentang racik meracik teh yang perlu tips dan trik dengan bahan macam-macam, bukan hanya teh yang selama ini lazim dikenal.
Kalau menurut minweb nih, yang paling sayang dilewatkan di Le Food Fest ini selain welcome drink (teh sereh jahe dan teh kembang telang) serta sajian nasi pelangi yang diwarnai dengan pewarna alami, ada cindermata alias souvenir yang dibagikan kepada tamu undangan yang hadir. Souvenirnya berisi aneka bibit (stevia, mint, rosella, bunga matahari mini), benih bunga telang dan rosella, serta 250 ml ecoenzym. Jika benih dan bibit tumbuh subur serta ecoenzymnya digunakan sesuai fungsi, kemudian nanti tanamannya bermanfaat bagi yang menanam lalu menghasilkan benih dan bibit baru lagi, tercapailah salah satu mimpi sederhana, ketahanan pangan.
Rangkaian acara dari pagi hingga menjelang sore ini tentu tidak lengkap tanpa kehadiran para tenan yang menyediakan berbagai penganan untuk dinikmati para tamu, tentunya dengan merogoh isi dompet. Hadir Yukai Kitchen yang menyediakan jajanan khas Jepang, Mother Prayer dengan berbagai macam jenis burgernya, Diz’ drink dengan korean milknya, Dayyan Kitchen dengan minuman dan snacknya, juga tenat-tenant lainnya yang digawangi oleh kakak guru dan adik-adik siswa termasuk hasil belajar kelas X dalam program Agroteknologi yaitu T-Preneur, Magis Shop, Remedy, LePaya, Dapur Denisa, NumNom, Athursdye, Dimsum dan Kebab.
Kegiatan ini tentunya adalah hasil kerja kreatif kolaborasi antar kakak guru dan adik-adik siswa yang turut aktif dalam persiapan hingga berjalannya acara. Ada yang menjadi pembawa acara, tim dokumentasi, tim keamanan, dan lainnya. Satu lagi proses belajar langsung yang tidak didapatkan di dalam kelas untuk adik-adik siswa tercinta. Semoga selalu bersyukur menjadi siswa Le Cendekia ya dik.
Akhir kata, Bijak Konsumsi, Sehatkan Bumi!