Event

Tiga Tahun Le Cendekia

“Bu, jadi semua ‘tumpengan’ ini sudah dari hasil halaman sekolah?”

Salah seorang dari orangtua siswa menghampiri kami dengan takjub. Ini kedatangannya yang kedua kalinya. Yang pertama saat penamatan putra pertamanya. Kedatangannya yang kedua saat penerimaan raport siswa untuk putra keduanya.

“Belum Pak. Hasil dari sekolah baru singkong, labu, serta daun pisangnya. 😍 Insyaa Allah, bila kita semua masih ada usia dan dalam keadaan sehat, milad ke 4 yang akan datang, yang terhidang adalah hasil dari halaman semua.”

Optimis sekaliiii… Mesti begituuu. Optimis itu booster semangat bukan? Apalagi, kami beserta semua siswa tidak berpangku tangan. Aktivitas ketahanan pangan yang kami giatkan belakangan ini, mulai memperlihatkan hasil.

Saya berkeliling di sekitar asrama, tanaman melon mulai dibuatkan rambatan, calon buah lemon yang tanamannya disumbangkan oleh orangtua siswa buahnya makin membesar, juga 3 pohon pisang cavendish yang makin menghijau. Aneka tanaman buah mengelilingi asrama kami, Pepohonan jangka panjang, yang kerimbunan daunnya kelak akan meneduhi halaman tempat para siswa beraktifitas. Aneka sayuran, kami kenalkan pada para siswa. Mulai dari membedakan benih, menyiapkan lahan, membuat persemaian hingga menanam dan merawatnya, kami latihkan. Di antara mereka, mungkin ada yang baru pertama kali itu ‘bermain’ tanah. Tak mengapa, semua memang ada pertama kalinya. Bahkan Anda yang sekarang bisa berlari kencang, juga mengawalinya dengan langkah pertama bukan? Dengan tertatih-tatih, bahkan jatuh bangun, tapi Anda, saya, kita semua … tak pernah menyerah.

Tiga tahun sudah kami bertumbuh. Mulai dari belajar di ruko, dengan ruangan disekat-sekat, yang kadang kemasukan air bila hujan serius mengguyur bumi. Namun kami memiliki halaman belajar dan praktek yang seluas kompleks ☺️ karena digunakan bareng-bareng dengan warga kompleks lainnya, 😁😁 Lalu waktu terus bergulir. Kami lantunkan doa, agar segera bisa menempati sekolah baru. Maka kami pun boyongan pindah di akhir tahun pelajaran dan menempatinya setahun lalu. Memaksakan agar bisa segera ditempati, walaupun … “Belajar sains berbarengan ketukan palu para tukang,” begitu kata Andi Tabriah salah seorang dari orangtua siswa

Dan kini, saya di sini, berdiri di atas Masjid Le Zaharah yang masih sepertiga rampung. Masjid yang selain digunakan untuk sholat berjamaah para siswa dan warga sekitar, juga difungsikan sebagai ruang kelas, ruang kantor, UKS, perpustakaan, pokoknya ruang serbaguna. Fungsi masjid aslinya memang seperti itu bukan? Ruangan yang benar-benar layak, baru asrama siswa, demi memberikan kenyamanan, dan terutama keamanan, bagi para siswa yang dipercayakan oleh orangtuanya kepada kami.

Doakan kami agar terus bertumbuh dengan sehat. . Doakan kami agar Le Cendekia bisa ikut memberi solusi dari berbagai ketimpangan sistem pendidikan kita. Doakan agar kami terus bisa mengemban amanah, mendampingi siswa-siswi kami agar kelak menjadi Generasi Pemakmur Bumi, Rahmatan lil ‘Alamin.

Oleh: Olle Hamid

 

Author


Avatar