Artikel, Event, Lates News, Student Corner

MUSRENBANG Anak Sekolahan

Awal tahun selalu identik dengan musyawarah tahunan atau rapat kerja (RAKER) yang diadakan oleh institusi maupun organisasi sebagai tanda dimulainya harapan baru selama setahun kedepan. Dalam rapat ini, biasanya diadakan refleksi program kerja yang telah dilakukan sebelumnya dilanjutkan dengan penyusunan program-program baru yang lebih segar. Harapan yang tersusun dalam rapat kerja diharapkan menjadi semangat baru bagi seluruh anggota untuk dilaksanakan sebaik-baiknya.

Rapat kerja guru  dan tim Le  Cendekia yang dilaksanakan diakhir tahun, tanggal 28 – 31 Desember 2021 melahirkan program-program yang tentunya lebih fresh untuk disugukan kepada penikmat pendidikan Le Cendekia, siswa-siswi tercinta. Kakak guru terus berinovasi demi tercapainya tujuan pendidikan bagi seluruh warga belajar termasuk memberikan rasa aman dan nyaman di sekolah. Salah satunya adalah dilaksanakannya Rapat Kerja Siswa yang difasilitatori oleh kakak guru untuk menyusun aturan kehidupan berasrama.


Selama sepekan diawal semester genap, diadakan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) ala anak sekolahan yang diperkenalkan dengan istilah Rapat Kerja Siswa Le Cendekia. Ya, kini giliran adik siswa yang melakukan musyawarah untuk keberlangsungan kehidupan mereka di asrama. Minweb tegaskan, siswanya yang rapat, bukan kakak gurunya. Waktunya siswa yang membuat aturan, bukan kakak guru lagi. Mengapa di Le Cendekia berbeda?

Secara sadar, hidup berasrama bagi anak-anak yang membawa kebiasaan dari berbagai latar kehidupan keluarga yang berbeda tentu memerlukan aturan yang seragam yang berlaku di sekolah dan diharapkan menjadi kebiasaan baik untuk dibawa pulang ke rumah. Selama Le Cendekia berdiri, siswa selalu dilibatkan dalam penyusunan aturan bersama kakak guru. Namun pada semester ini, dengan harapan agar siswa benar-benar memeluk aturan bersama maka dibuatlah Rapat Kerja Siswa dimana siswa sendiri yang memimpin dan mengatur berjalannya rapat, serta mencatat dan membuat keputusannya secara musyawarah. Kakak guru mendampingi jika dibutuhkan.



Pokok pembahasan pertama dalam Rapat Kerja Siswa ini adalah Adab Pergaulan, mereka membahas hal-hal yang mereka sukai dan tidak sukai dalam berteman sehingga lingkungan pertemanan yang sehat dan menyenangkan bisa tercipta. Para pemimpin muda ini kemudian memutuskan beberapa hal yang perlu diberikan konsekuensi jika ada yang melanggar diantaranya berkata kasar dan menyentuh/ memakan barang teman tanpa izin. Selanjutnya, adik-adik membahas pembatasan area antara siswa laki-laki dan perempuan demi tidak bercampur baurnya mereka dalam berkegiatan.

Siswa siswi juga membahas mengenai santapan menu harian mereka agar tetap bervariasi dan memberi saran menu kepada penanggung jawab dapur. Keteraturan alat-alat yang dipakai bersama serta jadwal keseharian dan pembelajaran tidak luput dari pembahasan. Termasuk juga ketertiban barang-barang yang dibawa dari rumah, semua dibahas secara detil.

Pembahasan tanggung jawab bersama dalam pemeliharaan fasilitas dan asrama melahirkan daftar panjang saran/ permintaan pemenuhan fasilitas kepada pihak sekolah. Permintaan fasilitasnya cukup sederhana seperti jam dinding yang belum semua kamar miliki juga gantungan baju. Tidak lupa, mereka juga membahas proses pembelajaran sekolah dan aktifitas hari Jumat yang dirasa cukup padat.

Poin-poin pembahasan dalam Rapat Kerja Siswa ini kemudian disosialisasikan kepada seluruh warga LC untuk diperhatikan dan dilaksanakan sebagaimana hasil yang tekah disepakati. Begitulah kami berusaha membangun kepercayaan diri, semangat bermusyawarah, serta memupuk rasa tanggung jawab peserta didik. Semoga dengan langkah yang ditempuh ini, anak bangsa yang dipercayakan orang tuanya untuk tumbuh bersama Le Cendekia memetik hikmah pembelajaran yang bermanfaat bagi kehidupan mereka kini dan nanti.



Itu harapan kami sebagai tim, lalu apa tanggapan adik siswa mengenai Raker ini? Minweb mencoba menggali sedikit kabar dari mereka lho. “Di raker, kami membuat aturan asrama dan konsekuensinya agar kita lebih nyaman berasrama dan bisa menerima konsekuensi lebih ikhlas jika melanggar aturan”. Ocha, kelas IX berharap ini akan efektif karena teman-teman peserta rapat cukup antusias dalam pembahasan meski kadang merasa bosan. Adik-adik merasa sangat berkesan saat menjadi moderator atau notulen rapat karena bisa memimpin rapat. Terima kasih atas kesempatan yang berharga ini, ya, kakak Guru!

Author


Avatar