Lates News

Sekolah Alam Le Cendekia Gowa, Buka Kelas Inklusi Berasrama

Pendidikan inklusif makin dibutuhkan keberadaannya di tanah air seiring dengan makin bertambahnya anak-anak yang dikategorikan termasuk anak berkebutuhan khusus (ABK).

Apa itu pendidikan inklusif? Pendidikan Inklusif adalah sistem layanan pendidikan di mana siswa yang memiliki kondisi khusus dapat dilayani di sekolah terdekat, di kelas reguler bersama-sama teman seusianya.  Sekolah inklusi adalah istilah yang diberikan kepada sekolah-sekolah yang menyelenggarakan pendidikan inklusif, karena setiap anak berhak mendapatkan pendidikan yang layak sebagai pelayanan dasar yang wajib diberikan kepada warga Negara tanpa kecuali.

Sekolah Alam Le Cendekia Gowa yang berdiri  sejak empat tahun lalu (tahun 2017) pada awalnya belum menerima siswa kategori khusus (ABK). Saat ini, Le Cendekia Gowa, boleh jadi adalah satu-satunya sekolah berasrama yang secara khusus memberikan layanan bagi ABK. Keputusan untuk menerima siswa berkebutuhan khusus, menjadi sekolah inklusi, diambil setelah melihat jumlah ABK yang membutuhkan sekolah lanjutan juga makin bertambah secara signifikan.  Konsekwensinya, Le Cendekia Gowa mesti menyiapkan tenaga guru khusus yang akan menangani pendidikan para siswa istimewa ini.

Menerima siswa ABK di sekolah yang menerapkan sistem berasrama, tentunya memerlukan kesiapan yang berlipat ganda. Bukan hanya dari kesiapan sarana dan prasarana, namun juga ketersediaan tenaga pengajar yang memenuhi syarat, dalam arti memiliki kualifikasi pengetahuan yang sesuai. Rasa tanggung jawab untuk mengambil bagian dalam upaya memberikan hak belajar yang sama kepada anak-anak istimewa ini, membuat Le Cendekia Gowa serius mencari guru yang kualified bagi siswa-siswa ABK yang terus bertambah.

Bagaimana model pengajarannya?

Saat calon siswa mendaftarkan diri untuk bergabung di Le Cendekia Gowa, maka seluruh siswa akan mengikuti test MIR (Multiple Intellegences Research). Test ini bertujuan untuk mengetahui gaya belajar serta potensi unggul yang dimiliki setiap siswa, agar guru bisa menentukan cara mengajar yang tepat. 

Siswa yang terdeteksi membutuhkan stimulasi khusus,  selanjutnya akan mengikuti assessment psikologi oleh tenaga professional untuk menentukan model pembelajaran yang dibutuhkan oleh masing-masing siswa yang meliputi,  pengajaran langsung, pengajaran bertahap, latihan motorik, permainan edukatif, serta modeling.

Secara umum seluruh model pembelajaran tersebut bertujuan untuk melatih kemandirian anak dan mengembangkan secara maksimal kemampuan siswa dalam hal bahasa, sosial dan emosional, motorik, perkembangan perilaku dan perkembangan akademik. Mereka mendapatkan pelayanan khusus di kelas tersendiri secara terjadwal. Di luar jam pelayanan khusus tersebut, mereka tetap berbaur dengan siswa di kelas regular.

Ibu Nurbaya Ubay, salah seorang dari orangtua siswa spesial Le Cendekia Gowa yang telah bergabung selama setahun, mengungkapkan kegembiraannya. “Saat awal masuk, kami masih cemas apakah anak kami bisa beradaptasi, namun setelah beberapa waktu, ia bahkan bisa menyiapkan keperluan asramanya sendiri. Sekarang komunikasinya sudah dua arah, meskipun kata-katanya masih terbatas. Ananda juga semakin mandiri, bahkan bisa memasak untuk diri sendiri juga untuk kakak dan adiknya.”

Bagi orangtua siswa, memasukkan putra putri mereka ke dalam sekolah berasrama, hal yang jadi prioritas adalah keamanan dan kenyamanan putra putri mereka saat berada di dalam. Sistem yang dibangun di Le Cendekia Gowa, berupaya keras memberikan layanan tersebut dan terutama didukung oleh siswa siswi yang memiliki kepedulian yang besar kepada kawan-kawan mereka.

Untuk memberikan layanan maksimal kepada para siswa, baik siswa regular maupun siswa ABK, Le Cendekia Gowa menerima siswa ABK dalam jumlah yang terbatas, yakni maksimal 10% dari kapasitas siswa regular, dengan persyaratan tertentu, yakni telah tuntas pemahaman aktivitas primer (toilet, makan dan berpakaian).  Keberadaan sekolah inklusi berasrama ini, semoga turut memberikan solusi bagi para orangtua yang memiliki putra putri berkebutuhan khusus.

Author


Avatar